بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ilustrasi watercolour untuk hiasan dinding |
Keputusan berhenti menjadi pekerja kantoran dua bulan yang lalu membuat saya terbuka terhadap banyak peluang. Beragam hal saya kerjakan hanya bermodal nekat (dan minat). Apakah orang tua mendukung? Tentu saja tidak di awal keputusan tersebut. Tapi apa gunanya saya dulu mengambil program studi komunikasi jika negosiasi dengan orang tua sendiri saja tidak bisa? Ya memang di kampus nggak diajari, sih, haha. Tapi di situ kemampuan komunikasi saya diuji.
Bagaimana kondisi saya sekarang? Alhamdulillah, perlahan orang tua (khususnya Ibu) merestui keputusan saya untuk 'berdikari'. Bahkan beliau mengizinkan kamar depan menjadi 'kantor' saya beberapa bulan lagi. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah, akhirnya sebentar lagi saya punya ruang berkarya di rumah.
Apa saja yang saya kerjakan pasca resign? Wah, beragam 😂 saya jualan minuman kunyit asam dengan me-rebranding produk buatan Ibu saya sendiri, saya juga buka jasa ilustrasi watercolour untuk hadiah pernikahan, ulang tahun, kelulusan, atau lainnya sesuai permintaan customer, lalu saya juga buka jasa copywriting untuk website dan media sosial (khususnya instagram). Jasa copywriting ini saya bekerja sama dengan dosen praktisi saya dulu saat masih kuliah. Beliau memiliki usaha konsultasi strategi pemasaran. Dengan meningkatnya kebutuhan copywriting, beliau membutuhkan peran orang lain untuk mengerjakan hal tersebut. 'Mestakung', Allah mempertemukan lagi saya dengan salah satu dosen favorit saya dulu. Jika kamu atau perusahaanmu membutuhkan jasa copywriting, silakan menghubungi saya ya, hehe. Kok malah promosi.
Cara mendapat kepercayaan orang tua itu susah-susah-gampang. Susahnya karena harus dimulai jangka panjang, gampangnya ya tinggal bicara saja apa adanya, tanpa dibuat-buat. Jaga selalu kepercayaan yang diberikan oleh orang tua, sampaikan pendapat dengan cara yang baik, bersikap jujur dan terbuka jika minta izin atau melakukan sesuatu. Akan ada saat orang tua pasti bisa percaya dengan keputusan besar yang kita ambil. Saya bersyukur dilahirkan sebagai pribadi yang keras kepala, sama dengan Ibu, hehe. Dari situ saya belajar menggunakan hati untuk lebih 'kalem'. Selama pendapat atau keputusan kita beralasan baik, keras kepala itu gapapa kok.
Saat kondisi kita jatuh, seperti finansial yang sedang memburuk, daya tahan tubuh menurun, patah hati *eh, lingkungan sekitar menuntut A, B, C, pasti rasanya sedih dan sakit. Tapi sungguh, gapapa, dinikmati saja masa sedihnya dengan sabar. Meskipun kita nggak tahu sampai sejauh mana batas sabar, yakinlah bahwa pertolongan Allah itu dekat. Bukankah sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan? إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا (Al Insyirah 94:6).
Semoga apa pun yang kita kerjakan dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan dari-Nya. Semoga pelangi segera menyapa setelah badai masalah berturut-turut menguji kekuatan hati. Sampai jumpa di postingan selanjutnya! Insya Allah.
10 Comments
Kaget aku pas dirimu beneran resign, Zi. Tak kira dulu pas mutasi ke kantor di Surabaya itu udah jadi pilihan terakhirmu. E jebul...hehe. Sukses buat bisnisnya, konco magang XD
ReplyDeleteAdek lelah, bang. Makanya resign hahahahaha. Aamiin, sukses dan berkah buat kita semua :)
DeleteApa yang Allah kasih itu pasti yang terbaik, sukses selalu kak ^_^
ReplyDeleteAamiin, terima kasih ya
DeleteLama tak muncul di kolom komentar kak ZI. Mau komentar panjang nanti takut gak muat. XD Hallo kak Zi? Sudah lama tidak mampir akunya. Biasanya tiap post, sering baca dan ninggalin jejak.
ReplyDeleteMudah-mudahan setelah ini bisa aktif lagi.
Btw, bicara soal pekerjaan. Kok kita sama, ya kak. Aku juga baru saja beberapa bulan yang lalu resign dari Pekerjaan kantoran (yg kata orang menyenangkan dan ternyata ZONK). Aku udah coba bertahan 3 tahun lebih. Tapi tetep aja nggak dapet fellnya. Malah aku sendiri suka bilang ke diri Ru, jangan maksain kalau gak nyaman.
Tapi aku tetep bandel. Sampe akhirnya aku bilang ke orang tua juga, kak. AKu mau fokus jadi Blogger dan Youtuber (masih baru). 2 kamar di rumah udah aku desain khusus untuk ruang kerja di rumah. Satu kamar untuk shooting dan satunya tempat PC dan alat lain untuk prosesnya.
Baru 1 minggu berjalan, sambil membangun bisnis offline, aku ngerasain yang sama kak. Pertolongan Allah itu dekat dan sangat dekat. Semuanya dimudahkan, pikiranku yang gampang runyam jadi tenang dan bahagia.
Intinya, kalau mau doa dan usaha, Allah akan mudahkan. Amin...
Waaa 3 tahun, aku malah baru 2 tahun hehe. Good luck, ya! Semoga Allah memampukan kita untuk melampaui target-target kita.. kalaupun jalannya tidak mudah, semoga kita dikuatkan. Aamiin :)
DeleteAamiin ya Rabb aku malah bangga dan takjub dengan orang orang yg mau berdikari dan mandiri sepertimu lo Jia.. Semoga usaha terus berkembang dan maju yaaaa... Rosulullah pun mengajarkan kita untuk berdagang aka berbisnis. Semangaaaat
ReplyDeleteSedang menuju ke tahap itu, tapi aku ga yakin bisa seidealis Mba. Mudah-mudahan bisa. Soalnya, saya juga sempat negosiasi dengan Ibu saya masalah jurusan yang saya ambil.
ReplyDeleteTulisan ini jadi reminder juga buat saya pribadi. Ortu saya juga dulunya (sampai sekarang malah) menghendaki saya kerja kantoran aka jadi PNS tapi setelah lulus kuliah saya malah pengen jadi IRT saja -_- tapi yah namanya rejeki itu sudah diatur ya. Meski tidak kerja di kantor pun in syaa Allaah rejeki kita akan tetap mengalir yang penting tetap usaha ya mbak :) Seperti usaha yang mbak Jia lakukan selepas resign dari kantor :) so setuju banget dengan judul postingan. Pertongan Allah adalah sangat dekat
ReplyDeletetulisan yang menginspirasi kak...
ReplyDeletebenar-benar banyak contoh yang bisa di ambil manfaatnya.
_Thank you for reading. What do you think about the article above?